Rabu, 30 Desember 2009

SATGAS FKWPL


FOTO SATGAS FORUM KOMUNIKASI WARGA PEDULI LINGKUNGAN.

Senin, 09 November 2009

Memantau Pertumbuhan Anak

Memantau Pertumbuhan Anak

Bogor - Jangan beranggapan bahwa anak gemuk itu sehat dan lucu. Sebaliknya, jangan pernah merasa anak kurus berarti kurang gizi. Guna meningkatkan pemahaman orangtua dalam memantau pertumbuhan anak, Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) di-dukung oleh WHO (World Health Organization) Indonesia dan Jurnal Bogor mengadakan PESAT (Program Edukasi Ke-se-hatan Anak Untuk Orang Tua) yang turut membahas tumbuh kembang anak pada (16/5) di Ruang Rapat III Balaikota Bogor. Lantas bagaimana bahasannya? Berikut petikan wawancara Nasia Freemeta Iskandar dari Jurnal Bogor dengan narasumber Smart Parent YOP, Sari Intan Kailaku.

1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan anak?
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang identik dengan anak. Pertumbuhan fi-sik atau pertambahan massa tu-buh seperti berat, panjang, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Sedangkan perkembangan adalah pertumbuhan inteletualitas yang terlihat dalam bentuk kemampuan motorik, psikososial, dan bahasa. Biasanya pada saat kunjungan ke pusat layanan kesehatan, anak akan ditimbang dan diukur. Hasil pengukurannya akan ditulis kurva persentil, sehingga orangtua dapat mengetahui pola pertumbuhan anak.
2. Mengapa harus diukur dan dipantau?
Pada dasarnya, laju pertumbuhan merupakan parameter sederhana untuk menilai normal tidaknya status kesehatan anak. Misalnya, laju pertumbuhan bisa terganggu bila ada infeksi kronis, asupan nutrisinya salah, atau ada kelainan organ yang menganggu metabolisme tubuh untuk jangka waktu lama. Sehingga orangtua perlu diberi pembelajaran cara memantau pertumbuhan anak dengan benar agar bisa mendeteksi adanya kelainan sejak dini.

3. Lalu, bagaimana mengukur dan memantau status pertumbuhan anak?
Cara membaca dan menilai pertumbuhan anak dapat dilihat secara objektif. Maksudnya, melakukan penilaian dan pemantauan yang bukan sekedar kesan atau penglihatan mata, melainkan mempergunakan grafik pertumbuhan dan indeks massa tubuh dari WHO. Parameter yang digunakan dalam grafik atau kurva pertumbuhan adalah umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, perawakan, dan indeks massa tubuh. Jadi anak kurus atau gemuk, bukanlah suatu analisa status pertumbuhan secara objektif karena parameternya berdasarkan asumsi hasil penglihatan mata kita saja.

4. Ada istilah failure to thrive atau gagal tumbuh. Bisakah dijelaskan apa maksudnya?
Gagal tumbuh merupakan suatu kondisi dimana pertumbuhan tidak berjalan sesuai dengan bertambahnya usia dan bisa disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya, non organik. Dimana terdapat masalah dalam asupan makanan, namun tidak ada penyakit atau kondisi medis yang mendasari terjadinya gagal tumbuh. Lalu, faktor organik. Anak mempunyai penyakit atau ada kondisi medis yang mendasari, dan faktor keduanya atau mixed. Itu disebabkan malnutrisi dan juga akibat adanya gangguan medis yang kronis.

5. Kemudian, bagaimana tatalaksana dari gagal tumbuh ini?
Yang pertama harus dilakukan adalah cari dahulu penyebabnya dan tangani sesuai penyebabnya. Selanjutnya konsultasi dengan dokter ahli ilmu kesehatan anak atau ahli gizi anak sebagai pertimbangan untuk memberi tambahan kalori pada menu bayi atau anak. Setelah itu orangtua diberi pembelajaran pemberian makan yang tepat bagi bayi dan anak seperti piramida makanan, porsi makan buat bayi dan anak, serta menyusun menu bayi dan mengolah makanan dengan mempergunakan bahan makanan setempat. Gagal tumbuh ini kondisi yang sangat besar dampak negatifnya bagi kelangsungan hidup anak.

6. Pesan apa yang ingin Anda sampaikan kepada para orangtua saat ini?
Memang pada periode dua tahun pertama merupakan suatu periode kritis berlangsungnya proses perkembangan kognitif dan pertumbuhan fisik, maka pola pemberian makan pada anak sangat penting dan perlu mendapat perhatian dari banyak pihak yang sifatnya menyeluruh. Berlakukanlah appropriate feeding dengan memberikan ASI eksklusif sampai enam bulan hingga dua tahun.

Nasia Freemeta I

SIKAP KITA TERHADAP ANAK DAN PENGARUHNYA.

Gadis kecilku Chelsea Qothrunnada berpose di Idul Fitri 1430 H.

Sikap Kita Terhadap Anak

Menurut Dorothy Liw Nolte, sikap yang di terima anak dalam masa pertumbuhannya dapat mempengaruhi sikap anak di masa yang akan datang, antara lain :
Ø Jika anak banyak di puji maka ia akan terbiasa menghargai
Ø Jika anak banyak di beri dorongan maka ia akan terbiasa percaya diri
Ø Jika anak serba dimengerti maka ia akan terbiasa bersabar
Ø Jika anak sering di olok-olok maka ia akan menjadi pemalu
Ø Jika anak sering di takut-takuti maka ia akan sering merasa cemas
Ø Jika anak sering dimusuhi maka ia akan terbiasa menentang
Ø Jika anak banyak dicela maka aia akan terbiasa menyalahkan
Ø Jika anak dikitari rasa iri maka ia akan terbiasa merasa bersalah
Ø Jika anak diterima dilingkungannya maka ia akan terbiasa menyayangi
Ø Jika anak tidak selalu disalahkan ia akan senang menjadi diri sendiri
Ø Jika anak diperlakukan dengan jujur maka ia akan terbiasa melihat kebenaran
Ø Jika anak melihat kita sembahyang maka ia akan terbiasa melakukannya
Ø Jika anak melihat kita mendoakan maka ia akan terbiasa mendoakan kita

Dikutip dari : Medicina edisi 002*Juli-Sept 2006

PERJUANGAN WARGA SETAHUN YANG LALU

Warga Desa Gandoang Tuntut Penambangan Pasir Ditutup

Thursday, 16-10-08 @ 23:10
Metrotvnews.com, Bogor: Sekitar seratusan warga Desa Gandoang, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berunjuk rasa di Kantor Kecamatan Cileungsi. Dalam orasinya, para warga mendesak pemda menutup proyek penambangan pasir yang berada Desa Gedoang, Kecamatan Cileungsi, Bogor. Karena warga menilai lokasi penambangan yang dekat pemukiman berdampak buruk terhadap lingkungan.

Warga mengaku keberadaan penambangan pasir dapat mengurangi kandungan air tanah yang berujung pada kekeringan. Setelah perwakilan mereka diterima Muspika Cileungsi, akhirnya, pengunjuk rasa membubarkan diri. Aparat berjanji akan meneruskan aspirasi warga ke Dinas Pertambangan Kabupaten Bogor.(FHD)

Kamis, 22 Oktober 2009

Inilah Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II

Inilah Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (21/10).
Rabu, 21 Oktober 2009 | 22:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengumumkan susunan menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10) pukul 22.00. Berikut ini daftar menteri dan pejabat negara dalam kabinet baru yang akan menjabat pada periode tahun 2009-2014.

1. Menko Politik, Hukum, dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menko Kesra: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi
5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Segaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring
25. Menneg Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menneg Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menneg Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan
29. Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menneg PPN/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menneg BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menneg Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menneg Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng

Pejabat Negara:
1. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto
2. Kepala BIN (Badan Intelijen Negara): Jenderal Pol Purn Sutanto
3. Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal): Gita Wirjawan

Rabu, 21 Oktober 2009

Desa Siaga di Bogor Siap 2010

Desa Siaga Siap 2010

Bogor.
Dari 428 desa di Kabupaten Bogor, sudah ada 292 desa siaga yang terbentuk dengan perincian sebanyak 206 desa siaga dengan strata pratama, 56 desa strata madya, dan 30 desa strata utama.
“Dan saat ini, kami sedang melatih 11 kecamatan yang terbagi menjadi dua kelompok. Pada 11 hingga 13 Agustus 2009 ini terdiri dari Megamendung, Dramaga, Caringin, Babakan Madang, dan Gunung Putri. Sedangkan pada 18 sampai 21 Agustus mendatang dari kecamatan Sukamakmur, Bojonggede, Sukajaya, Tenjo, Tenjolaya, dan Tajur Halang,” paparnya.
Dilanjutkan dia, desa siaga terbentuk melalui delapan indikator yang harus dipenuhi, diantaranya forum masyarakat desa, sarana pelayanan kesehatan dasar, upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dikembangkan, memiliki sistem surveilans penyakit dan faktor resiko berbasis masyarakat, sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan, mewujudkan lingkungan sehat, menciptakan PHBS, dan mewujudkan keluarga sadar gizi.
“Keberhasilan program desa siaga dapat dilihat dengan menurunnya jumlah penduduk yang sakit, jumlah kematian bayi dan balita, serta menurunnya jumlah balita gizi buruk,” pungkasnya.